Chereads / A D E L E / Chapter 4 - HARI YANG BURUK

Chapter 4 - HARI YANG BURUK

Setelah 3 hari mengambil cuti, akhirnya hari ini Adel mulai kembali bekerja. Adel mencoba untuk melupakan semuanya, karena kali ini ia harus menerima kenyataan jika Matteo bukanlah jodohnya.

Kedatangan Adel di sambut hangat oleh rekan-rekan kerjanya, mereka sangat senang karena akhirnya Adel kembali masuk kerja setelah mengajukan cuti selama 3 hari. Karyawan baru yang sejak awal di latih oleh Adel merasa sangat bahagia, karena menurutnya senior paling asyik dalam menyampaikan materi hanyalah Adel seorang.

"Adel, akhirnya kamu masuk kantor lagi. Aku senang sekali kamu sudah bisa ngantor, kamu baik-baik saja kan Adel." gumam Alana karyawan bagian staff ticketing.

"Ya, karena aku sudah merasa lebih baik makanya aku berusaha untuk masuk kantor lagi hari ini." seru Adel sambil tersenyum.

"Kak Adel, akhirnya Kakak masuk kantor juga."

"Viana, bagaimana training mu 3 hari kemarin? Apa semuanya menyenangkan?"

"Menyenangkan Kak, hanya saja lebih menyenangkan saat bersama Kakak." seru Viana antusias.

"Ah, kamu bisa saja." sahut Adel tersipu malu.

Tak lama kemudian atasan Adel datang menghampiri mereka yang sedang berkumpul mengerubungi Adel. Adel langsung di sambut hangat oleh bosnya tersebut, maklum Adel merupakan karyawan senior yang telah bekerja selama 5 tahun.

Loyalitasnya terhadap pelanggan sangatlah tinggi, maka tidak heran jika Adel banyak di mintai sebagi tour guide rombongan mereka yang sedang berlibur ke Hongkong.

"Adel, akhirnya kau kembali ke kantor. Karena sejak kamu tidak masuk ke kantor banyak sekali klien yang menginginkanmu sebagai tour guide mereka, sampai-sampai mereka memilih untuk menunda liburan mereka dan menunggu sampai kamu masuk ke kantor. Adel sebaiknya kau lupakan tentang Matteo dan seharusnya aku menuntut Matteo atas semua kerugian ini yang menyebabkan kamu patah hati hingga mogok kerja sampai 3 hari." ujar Ibu Valerie yang merupakan direktur perusahaan tempatnya bekerja.

Adel tertawa kecil mendengar ucapan bosnya yang terdengar sangat membenci Matteo. "Saya minta maaf atas banyak kerugian yang terjadi karena saya, saya berjanji akan bekerja dengan baik hari ini. Karena saya sudah membuang jauh-jauh Matteo dari hidup saya." sahut Adel antusias.

"Bukan, ini bukan salahmu Adel. Jelas-jelas ini kesalahan Matteo, yasudah ini berkas klien yang harus kamu layani selama satu minggu ke depan. Beliau minta kamu untuk menemuinya siang ini cafe dekat ia menginap. Alamatnya sudah tertera di dalam file ini, saya harap klien kita ini puas dengan pelayanan jasa yang kamu berikan." seru Valerie menyodorkan berkas klien yang akan di tangani oleh Adel.

Adel meraih berkas tersebut, kemudian membaca nama kliennya tersebut. Adel tersenyum sumringah dan berterima kasih pada bosnya karena telah memberikan pekerjaan untuknya di hari ia mulai bekerja.

"Terima kasih, Bu. Baik saya akan bekerja dengan baik hari ini dan tidak akan mengecewakan pelanggan." seru Adel antusias.

Adel bergegas menuju meja kerjanya, kemudian ia menyalakan komputer miliknya. Adel kembali di kejutkan dengan foto mesra nya yang masih terpampang jelas di layar komputernya.

Dengan cepat Adel segera mengganti walpaper komputernya dengan foto dirinya bersama keluarganya. Kemudian Adel menghubungkan perangkat whatsapp di ponselnya ke jaringan komputer.

Saat baru saja terhubung tiba-tiba saja masuk notifikasi chat dari nomor yang tidak di kenalnya. Adel segera membuka pesan tersebut yang ternyata merupakan kliennya yang akan ia temui siang nanti.

"Selamat pagi Mbak Adel, ini saya Banyu Kumara kliennya Mbak Adel selama saya di Hongkong. Apa Mbak Adel bisa datang menemui saya satu jam sebelum makan siang? Karena saya mau ke money changer sebentar."

Adel segera membalas pesan kliennya tersebut. "Selamat pagi Pak Banyu, baik Pak nanti saya akan datang menemui Bapak satu jam sebelum makan siang."

Pesan Terkirim.

***

Kini waktu telah menunjukkan pukul 09.30 siang, Adel tengah bersiap-siap untuk pergi menemui kliennya. Ia sengaja pergi lebih awal karena takut perjalanan menuju ke sana terjadi kemacetan.

Adel memutuskan menjual mobilnya yang banyak memiliki kenangan bersama Matteo. Untuk saat ini ia berfokus untuk menggunakan kendaraan umum, perlu waktu 30 menit untuk tiba di tempat Adel mengatur janji dengan sang klien.

Untung saja bus yang akan di tumpanginya sudah tiba saat ia sampai di halte. Adel bergegas masuk ke dalam bus, ia memilih duduk di samping jendela. Sambil menikmati suasana jalanan yang mulai ramai dengan para wisatawan.

Saat Adel baru saja turun dari dalam bus, tiba-tiba saja langkahnya terhenti karena seseorang. Adel menoleh ke arah belakangnya kemudian di lihatnya Matteo yang sudah ada di hadapannya.

"Matteo." sergah Adel.

"Adel, aku butuh bicara 4 mata dengan kamu." gumam Matteo memohon, dengan tatapan mata berbinar-binar Matteo memohon pada Adel untuk mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

"Lepaskan aku, Matteo! Sudah tidak ada yang perlu di jelaskan lagi. Karena semuanya sudah jelas, jadi lepaskan aku, Matteo." tegas Adel berusaha melepaskan genggaman tangan Matteo.

"Adel, dengarkan aku dulu Adel. Aku benar-benar minta maaf sama kamu, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Aira. Aku hanya mencintai kamu, Adel tolong dengarkan penjelasanku." Matteo terus berusaha memohon pada Adel.

"Apa kamu bilang? Tidak ada hubungan apa-apa dengan Aira tapi kalian tidur bersama, itu benar-benar menjijikan."

"Just have fun, Adel sama sekali tidak lebih."

"Just have fun kamu bilang? Kamu ngelakuinnya di belakang aku tanpa sepengetahuan ku dan kamu bilang hanya just have fun? Terus kalo nanti tiba-tiba kamu kena penyakit menular seksual kamu mau tularin itu semua ke aku? Sakit jiwa kamu, Matteo. Lepaskan aku, Matteo kau sudah membuang waktuku." tegas Adel berusaha untuk melepaskan diri.

Namun Matteo tetap saja keras kepala dan tidak mau melepaskan Adel, sampai pada akhirnya sebuah bogem mentah menjurus ke wajah Matteo. Dan hal itu membuat Matteo tersungkur ke lantai halte bus, Adel terperanjat kaget melihat Matteo yang sudah tersungkur ke lantai.

Adel menoleh ke arah kiri nya, di lihatnya seorang pria tampan berperawakan tinggi kekar sudah berada di sampingnya. Pria tersebut tersenyum ke arah Adel dan menanyakan apakah ia baik-baik saja? Adel membalas senyum pria tersebut Adel masih tidak menyangka jika ada pria tampan yang datang menolongnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria tersebut.

Adel tersenyum. "Iya tidak apa-apa, saya baik-baik saja."

"Kamu Mbak Adel kan? Tour guide yang akan menemani saya selama di Hongkong? Saya klien anda, Banyu Kumara." seru Banyu yang langsung menyodorkan tangannya ke arah Adel.

Adel tidak menyangka jika kliennya sendiri yang menolongnya dari jeratan Matteo. "Iya saya Adel, senang bertemu dengan anda Tuan Banyu. Sekali lagi terima kasih karena Tuan sudah menolong saya." sahut Adel yang langsung menjabat tangan Banyu.

Banyu segera mengajak Adel untuk masuk ke dalam cafe dan meninggalkan Matteo yang masih tersungkur kesakitan di lantai halte bus. Tak lama kemudian Aira datang menghampiri Matteo yang sedang meringis kesakitan.

Aira tampak shock dan langsung memapah Matteo dan membawanya ke rumah sakit. Matteo masih menaruh dendam dengan pria yang sudah memberikan bogem mentah di wajahnya. Sepanjang perjalanan Aira terus bertanya tentang apa yang terjadi, namun Matteo enggan menanggapi pertanyaan Aira dan memilih untuk tidur selama perjalanan ke rumah sakit.

"Lelaki bajingan! tunggu saja pembalasanku." gerutu Matteo dalam hati.