"Gue kira, lo orangnya nyenengin. Lebih baik gue tarik kata-kata gue."
Seperti ada beban besar yang menimpa hati Lucy. Ansel yang selalu menjadi teman jailnya, cowok yang selalu Lucy jaili, tapi sangat menyenangkan. Sekarang, dengan perbuatan cowok itu yang sudah fatal, menyakiti adiknya, membuat adiknya menangis. Cowok itu enggak pantas mendapatkan Karina yang baik dan lemah lembut.
"Lo cuma cowok sombong, yang buta akan kebenaran. Sok menjadi pembenar, tapi salah," kata Lucy menggertakkan giginya penuh amarah.
Menarik Karina, keluar dari lingkaran kerumunan anak-anak yang tengah menonton keributan.
***
"Kak, gue gak terima, lo dikayak gini sama cewek tengil kayak dia," kata Clarissa marah.
"Udah, Sa. Biarin aja dia tahu seperti apa adik polosnya itu," ujar Ansel menyeka sudut bibir yang berdarah.
"Kita ke UKS, obati luka lo."
Clarissa memapah Ansel, bersama beberapa anggota geng HARACES. Marvin, Felix dan Chenoa yang ikut ke ruang UKS.