"Ada apa Pak?" tanyanya cemas. Perasan Ryan belakangan ini tidak pernah melakukan kesalahan apapun, tetapi melihat raut wajah dan kumis Pak Raden yang tegang. Sepertinya sesuatu yang tidak baik.
"Nih."
Pak Raden mensodorkan selembar kertas ke arahnya. Lembaran kertas berisi informasi beasiswa dan universitas-universitas top di dunia.
Sepertinya Pak Raden sedang tidak memarahinya, memang selama ini Ryan pernah punya masalah? Sepertinya tidak. Malah, selama bekerja di Café Romantic, Ryan paling giat bekerja, sedangkan di les musik, selalu menoreh prestasi.
"Tahun ini kamu sudah kelas XII, sebentar lagi lulus sekolah. Bapak tanya sekali lagi dan kamu harus menjawab dengan tegas. Apa kamu yakin ingin mendalami bakat musik kamu? Dan Klkenapa?"