"Begitulah kisahnya," ujar Henry menutup kembali buku yang berada di pangkuannya.
Tak terasa matahari siang kini berada tepat di atas kepala, Henry dengan senangnya membacakan sebuah dongeng yang di wariskan dari kakek-kakek buyutnya dan kini kepada putra tunggalnya.
"Maaf, Yang Mulia. Barang-barang Pangeran Muda Galerna sudah siap beberapa jam lalu," seorang pria mengenakan jubah biru cerah menghampiri Henry dan Galerna yang sedang bersantai di taman.
"Baiklah!" ujar Henry.