(Ryandra Lim)
Kami bersiap-siap, tetap waspada. Tangan Sarah berubah menjadi batu keras, menunggu aba-aba dariku. Ular besar itu membuka mulutnya, menyerang kami. Aku dan Sarah menghindari mulut ular itu yang terbuka lebar. Sarah yang berada di seberang, dengan isyarat anggukan kepala, gadis itu melompat, menjadikan dinding sebagai pijakan. Tangan gadis itu yang berubah menjadi batu yang begitu keras, memukul telak kepala ular besar itu. Ular itu tersungkur ke lantai.
Tidak sampai di situ. Dengan tenaga yang sangat besar, Sarah menangkap ekor ular itu, menariknya dan membanting ke samping tembok. Serpihan atap berjatuhan, dinding yang terkena hantaman tubuh ular, terlihat retak dimana-mana. Ular besar itu masih bisa bangkit, meski telah dipukul dan dibanting oleh Sarah.