(Noah Chandra)
"Sudah aku bilang, jangan bertengkar dengan Rio. Lihat kan, jadinya seperti ini. Kamu didetensi."
Sudah ketiga kalinya, Sarah terus mengomel. Aku tidak terlalu begitu peduli, karena ini mungkin akan menjadi detensiku yang ke lima puluh. Sudah tak terhitung aku selalu dihukum dan aku tidak mempermasalahkannya.
"Sudahlah Sarah, tidak perlu dibesar-besarkan. Ini hanya didetensi biasa," kataku melambai-lambaikan tangan.
"Tidak perlu dibesar-besarkan?" Sarah berteriak tepat di sampingku.
Aku menutup kedua telingaku, teriakan Sarah sangat nyaring sekali. Aku khawatir dengan kondisi gendang telingaku.
"Ini masalah besar, bodoh. Mau sampai kapan kamu bersikap bodoh seperti ini?" kata Sarah, menatap garang padaku.
Awalnya aku takut, melihat wajah Sarah yang menyeramkan. Tapi, seketika itu juga senyumku mengembang.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu?" Bertanya seperti itu, dengan nada membentak.
Senyumanku semakin lebar. "Sarah khawatir denganku?"