(Clarissa Lim)
Penglihatan macam apa itu tadi. Aku tersentak, badanku limbung dan terjatuh ke lantai. Napasku menderu kencang, bahkan saat kulit tanganku menyentuh dagu, basah yang aku rasakan. Keringat. Aku berkeringat. Seakan aku sedang habis lari maraton. Tidak. Jika aku ketakutan, aku selalu berkeringat.
Sialan. Aku paling benci dengan kelemahanku ini, cukup ayahnya dan Noah yang tahu kelemahanku. Aku tidak ingin ada orang lain yang mengganggu hidupku. Terutama orang yang duduk di depanku itu. Orang itu benar-benar menyebalkan sekali. Bisa-bisanya orang itu memanfaatkan ingatan burukku akan kenangan menyakitkan itu. Tanganku terkepal erat, berlari dan ingin menghajar topeng itu. Menyingkapi siapa sosok di balik topeng itu.
Tapi, pergelangan tanganku di cengkram.