Ryan tidak menjawab pertanyaan ibu. Jawaban ibunya terlalu sulit untuk Ryan jawab untuk saat ini.
"Bukan soal Riri yang di kagumi cewek-cewek, Riri bisa pilih yang mana aja. Ini soal hati Bu, gak bisa pilih seenaknya."
"Ouuh, anak ganteng ibu udah dewasa. Pinter berkata bijak lagi."
"Bu, aku ke kamar ya. Capek, mau istirahat."
"Ya udah gih, masuk sana. Eh jangan lupa di minum obatnya. Ibu gak mau kamu kenapa-napa."
"Ia, Ibu," kata Ryan malas.
"Jangan ia ia nya aja kamu, awas aja kalau enggak di minum obatnya," kata Kartika mengancam.
Ibunya terlalu overprotektif padanya. Dan pada akhirnya, Ryan bisa terlepas juga dari intorgasi dadakan ibunya.
Masuk ke dalam kamarnya yang bernuansa seni musik, yang sudah menjadi kesukaannya dari kecil.
Dulu kamarnya kecil, kamarnya yang sekarang ini lumayan luas, bisa menyimpan piano, rak-rak berisi buku-buku dan koleksi piringan musik klasik.