(Ryandra Lim)
Noah membawaku ke desa Wayiangan yang telah rata dengan tanah, sisa-sisa kehancuran sangat jelas sekali. Malah lebih hancur dari pada serangan yang dilakukan anak buahnya Indra. Kami berhenti di jalan, batang pohon yang roboh melintang di jalan, menghalangi mobilku untuk masuk ke desa Wayiangan. Aku dan Noah turun dari dalam mobil. Raut wajah Noah murung dan tertekuk ke bawah.
Aku tidak banyak bicara, mengikuti si bodoh di sepanjang jalan. Masuk ke dalam desa Wayiangan. Puing-puing bangunan yang aku lihat sepanjang jalan, rumah gadis kecil bernama Yuki yang telah rusak, rumah Andi juga ikut rusak parah dan hanya tersisa dinding yang masih berdiri kokoh.
"Aku tidak ingin mengingat mimpi buruk itu. Semua yang terjadi, kerusakan ini adalah perbuatanku. Bagaimana bisa aku hilang kendali dan merusak kampung halamannya Yuki?" kata Noah sedih, menatap nanar rumah Andi yang telah rata dengan tanah.