"Buk, aku berangkat ya. Assalamualaikum," Qonin tersenyum kepada Narti, dia berbalik, berjalan sampai di ambang pintu yang diikuti oleh dua anak buah Daren yang ikut pamit kepada Narti. Kedua anak buah Daren itu saking mengakui kehebatan Narti sampai mencium punggung tangan ibunya Qonin, tunduk layaknya anak yang berbakti kepada ibunya.
"Walaikumsalam, hati-hati kalian semua," timpal Narti yang masih menyisakan airmata karena sedih memikirkan nasib Qonin, terutama nasib percintaannya yang dia tahu tidak pernah beres.
Mereka bertiga berjalan cukup jauh menuju mobil yang diparkir di ujung trotoar dari rumah Narti. Coba kalau anak buah Daren tidak mengenali Qonin, mungkin mereka tidak bisa membawa Qonin ke hadapan Daren dan terlebih lagi tidak bisa mendamaikan masalah yang sempat merusak keharmonisan keluarga Narti.