"Boleh!! Syukur-syukur dia mau kalian bujuk dan keluar dari kamar. Tante sudah ampun menghadapi Cika!! Nah silahkan!!" Mama Cika memberikan izin untuk mereka berdua naik ke kamar Cika.
"Makasih ya, Tante," ungkap Qonin tersenyum.
"Iya, Tante tinggal dulu ke dapur ya," Mamanya Cika pun berdiri disusul oleh Qonin dan Cika yang akan naik ke lantai 2.
Kaki Qonin sudah melangkahkan di anak tangga terbawah, Lisa menarik lengan Qonin dan berkata lirih, "Nin, apa sebaiknya kita pulang saja ya?? Kita kan sudah tahu dia dalam keadaan baik-baik saja."
"Apanya yang baik?? Makan saja tidak selera begitu!! Justru dia sekarang butuh teman, Sa. Terus siapa lagi kalau bukan kita yang menghiburnya?" timpal Qonin yang berbisik juga, dia sudah lupa akan perlakuan Cika terhadapnya.
Qonin sengaja melupakannya, ketika dia berhutang terimakasih ke Cika saat menjadi saksi di persidangan sekolahan waktu itu.
