"Sebaiknya kau pulang dan beristirahat, kau nampak kelelahan,"
"Aku masih ingin di sini sebentar lagi,"
"Aku bahkan sudah bosan menyuruh Dex untuk beristirahat, dan sekarang dirimu," balas Allyse.
Vincenzo terdiam sejenak.
"Apa Dex...,"
"Yah, dia selalu kemari, menemani Cle selama tiga hari ini, dan baru pulang semalam,"
Vincenzo menarik nafas berat. Dex memang sangatlah sempurna untuk Elleanor, dan Vincenzo tak bisa memungkiri hal itu. Dan hanya Dex, satu-satunya yang bisa memahami Elleanor.
"Kami bertemu semalam,"
"Benarkah?"
"Yah," angguk Vincenzo. "Baiklah, pagi akan datang. Sepertinya, aku harus pulang," sambung Vincenzo melirik jam yang melingkar di lengannya. Sebelum beranjak dari duduknya, memijat tengkuk leher yang terasa menegang.
"Tak ada yang ingin kau sampaikan padanya?" tanya Allyse ikut beranjak dari duduknya.
"Sangat banyak,"
"Katakan! Aku akan membantumu untuk menyampaikan nya kepada Cle,"
"Tak perlu!"
"Kenapa?"
