"Aku rasa, mereka ayah dan ibuku," sambung Elleanor
dengan satu tarikan nafas panjang yang terdengar dari Reberta.
Sudah hampir satu bulan ini, Reberta
tak lagi memberikan obat yang selalu di konsumsi oleh Elleanor
untuk amnesianya. Meski ia selalu mengatakan kepada Mozha jika obat itu masih rutin ia berikan.
Entah mengapa, ia merasa jika sudah waktunya Elleanor
kembali kepada orang tuanya, ia bahkan sudah tak sanggup lagi melihat gadis itu menderita. Terlebih harus melihat
luka-luka memar di wajah gadis itu setiap hari.
Meski ia sangat
menyayangi Elleanor
dan tak ingin terpisah dengan gadis itu. Namun rasa tak tega nya ketika melihat gadis itu terluka jauh lebih besar dari perasaan apapun.
"Reberta. Di mana aku bisa mendapatkan foto-foto mereka? Aku sangat
ingin melihat
mereka."
Elleanor
buyarkan lamunan Reberta yang tengah menyisir rambutnya.
"Aku akan mencarinya untukmu," balas Reberta.
"Apa kau serius?"
"Tentu saja my dear, aku akan memacarinya untukmu."