Chereads / VINCENZO_ELLEANOR / Chapter 22 - Man covered in boold

Chapter 22 - Man covered in boold

Keluargamu sama sekali tak memiliki utang budi apapun, jusru keluarga Osvaldo lah yang sudah membuat satu kesalahan besar, dengan menculik dan memisahkanmu dari kedua orang tua yang sampai sekarang bahkan masih mencarimu, meskipun seluruh dunia menyatakan jika kau sudah meninggal dunia. Batin Mozha Filiipo dengan ingatan yang kembali tertuju pada peristiwa beberapa tahun lalu.

"Tinggalkan mereka!! Aku hanya ingin bocah kecil itu,"

Ucap Vinzenco Squire saat itu, bahkan tanpa berfikir panjang, langsung membawa Elleanor Allmora dari loksai kejadian, usai meninggalkan bukti berupa sehelai baju yang ia sobek, sepasang sepatu, dan juga kalung milik Elleanor Allmora, dan membuat seolah anak itu meninggal dunia akibat di terkam hewan buas.

Bahkan saat menyembunyikan Elleanor Allmora di Havasupai pun, Vinzenco Squire dengan sengaja membiarkan Elleanor Allmora yang malam itu tengah berusaha melarikan diri, menabrak mobilnya. dan kecelakaan tersebut berakibat Elleanor Allmora yang akhirnya kehilangan ingatannya, itulah yang di harapkan olehnya, dan hal yang terburuk adalah ia melakukan semuanya, mengikuti segala keinginan Vinzenco Squire karena rasa bersalah sebab sudah gagal melindungi mereka dalam insiden penyerangan dan kecelakaan yang mengakibatkan ibu Vinzenco Squire yang saat itu tengah hamil tua jadi tak terselamatkan. Mernggang nyawa dengan peluru yang bersarang di kepala, juga tubuh yang hangus di dalam mobil yang meledak di dasar jurang, dengan Vincenzo Squire yang menyaksikan semuanya.

"Mozha.."

"Tuan muda? Bagaimana? Apa anda menemukan sesuatu?" tanya Mozha Fillipo beranjak dari duduknya, sedikit terkejut saat melihat kondisi Vinzenco Squire di hadapannya.

"Uncle, di mana Reberta... "

Tubuh Elleanor Allmora seketika kaku di ujung tangga, ketika melihat kondisi Vinzenco Squire dengan kedua tangan yang berlumuran darah, begitu juga dengan kemeja putihnya yang terdapat banyak bercak darah disana. Bahkan pria itu masih memegang sebuah belati yang juga masih di penuhi oleh darah segar.

"Aku berhasil mendapatkan mereka!" jawab Vinzenco Squire santai, mengabaikan Elleanor Allmora yang masih tak bergerak diujung tangga, nyaris semaput. Nampak shock dengan kedua telapak tangan menempel ke mulutnya.

"Lalu, apa anda tahu siapa mereka?" tanya Mozha Fillipo melakukan hal yang sama, mengabaikan Elleanor Allmora yang memilih untuk kembali kekamarnya. Jika tidak ia akan benar-benar pingsan di sana.

"Tidak! Aku tak mengenal mereka sedikitpun."

"Lalu apa yang anda lakukan pada mereka? Jangan bilang jika..."

"Kau tahu jika aku tak memiliki toleransi kepada siapapun yang berani membuat masalah denganku, apalagi sampai mengancam keluargaku." potong Vinzenco Squire yang membenarkan jika ia baru saja membunuh kedua penyusup yang berhasil ia tangkap, bahkan dengan sadis menyayat leher mereka dan membuang mayat mereka di tengah hutan.

"Yah, seharusnya aku tak menanyakan hal itu!"

"Namun yang anehnya, mengapa mereka ingin melukai Clementi? Bahkan mereka tahu, jika Clementi disini."

"Aku rasa mereka sudah salah sasaran, dan anda adalah target utama!" balas Mozha Fillipo yang membuat Vinzenco Squire nampak berfikir sejenak. Apa yang di katakan Mozha Fillipo memang benar, sebab ia merasa tak pernah memiliki masalah dengan siapapun, selain dengan beberapa wanita yang ia kencani.

"Apa ini ada hubungannya dengan ayah? Atau... pembunuh ibu?"

"Yah, bisa jadi. Sepertinya orang orang di sana, tengah mengincar anda dengan alasan yang mungkin sama, dan meskipun mereka tak mengetahui siapa anda, tapi mereka sangat tahu siapa ayah anda."

"I'ts okay Mozha, selama ayah baik baik saja, tidak masalah jika mereka menargetkanku, aku akan dengan senang hati meladeni mereka." balas Vinzenco Squire menyeringai, ketika jiwa pisikopatnya keluar. "Aku juga bisa mencari tahu di mana keparat itu. Tak menutup kemungkinan jika pria itu sudah mengawasiku sejak lama, dan orang-orang itu bisa saja orang suruhannya kan?"

"Itu masuk akal. Tapi, anda tidak melupakan satu hal kan? Jika ada seseorang yang harus anda lindungi dengan nyawa anda,"

"Aku tidak akan lupa Mozha, Clementi adalah prioritas utamaku. Kau tak perlu mengkhawatirkan itu, gadis itu adalah tanggung jawabku sekarang." balas Vinzenco Squire.

"Syukurlah, dan anda benar, seharusnya aku tak perlu khawatir! Tapi, bisakah kau menceritakan padaku, apa yang sudah terjadi pagi tadi tuan muda?" tanya Mozha Fillipo. Meskipun ia sudah mengetahui semuanya dari Reberta.

"Memang apa yang sudah terjadi?"

"Aku mendengar suara tembakan sebanyak dua kali dikamar Clementi, apa yang sudah anda lakukan padanya tuan? Aku sarankan, berhenti menakutinya dengan senjata, jika tidak, dia akan benar benar benci pada anda, dan anda tidak ingin itu terjadi kan?"

"Aku tidak perduli Mozha, kebencian Clementi tak berarti apa apa untukku!"

"Okay, tunggu sampai anda jatuh cinta padanya, dan di saat waktu itu tiba, anda akan benar benar menyesal karena sudah bersikap buruk padanya dan tak memperdulikan perasaannya selama ini!" balas Mozha Fillipo dengan senyumnya.

"Hentikan! Aku akan memeriksa kondisi gadis itu, apa ia sudah mengobati lukanya?"

"Yah, anda bisa melihatnya, tapi sebelum itu bersihkan dulu darah yang menempel di tubuh anda, sebelum nona Clementi ketakutan dan benar benar tak ingin bertemu dengan anda lagi." balas Mozha Fillipo sebelum Vinzenco Squire beranjak dari sana.

Apa penyerangan pagi tadi ada hubungannya dengan Diego? Batin Mozha Fillipo yang langsung mengambil ponsel dari dalam saku celananya, dan terlihat menghubungi seseorang.

📞 "Selamat siang tuan Axel," sapa Mozha Fillipo.

📞 "Mozha, apa sesuatu telah terjadi?" tanya Axel Delano yang bahkan langsung bisa menebak, sebab selama ini Mozha Fillipo tak pernah menghubungi Axel Delano jika benar benar tak ada kepentingan ataupun masalah serius.

📞 "Akhir akhir ini penyusup sering terlihat disekitar rumah tuan muda,"

📞 "Penyusup? Lalu? Apa kau bisa mengatasinya?" tanya Axel Delano terdengar khawatir.

📞 "Sebelum turun tangan, tuan muda sudah mengatasinya terlebih dulu."

📞 "Vincent?"

📞 "Anda benar. Bahkan dalam selang waktu sehari, ia sudah menghilangkan tiga nyawa sekaligus."

📞 "Yah, aku tak heran. Vincent benar benar terlihat seperti Charles."

📞 "Tapi menurutku, tuan muda jauh lebih menakutkan. Aku sedikit khawatir, ia akan kesulitan untuk mengontrol diri, bila terus menganggap jika menghilangkan nyawa seseorang adalah solusi yang terbaik!"

📞 "Aku mengerti dengan kekhawatiranmu Mozha, tapi aku yakin, kau pasti bisa mengatasinya. Vincent terlihat menurut padamu, dan sepertinya ia hanya mendengar perkatanmu selain Charles ayahnya sendiri."

📞 "Yah, itu memang benar, hanya saja, tuan muda selalu hilang kendali jika berada jauh dari jangkauanku, dan... soal ketiga penyusup itu, aku rasa ada hubungannya dengan Diego."

📞 "Aku juga berfikir demikian, meski Diego masih tak terlihat dimanapun, namun beberapa orang suruhannya terlihat mulai bergerak, bahkan Arc pun beranggapan demikian ketika seorang penyusup berhasil masuk dan nayris membawa Obelia putrinya." balas Axel Delano, sedang Mozha Follipo terdiam sejenak dengan pikirannya, usai mendengar perkataan Axel Delano.

Bahkan ia bisa menyimpulkan jika benar Diego lah yang menjadi dalang dari semuanya, sebab penyusup di kediaman Arche Killian yang hendak menculik Obelia sangatlah masuk akal. Obelia adalah putri dari Luciano Laiv yang di asuh oleh Arche Killian dan istrinya Chaterine Zeta, yang tak lain adalah anak angkat dari Katie Holmes, istri Luciano Laiv sekaligus family dari Diego yang tewas saat penyerangan terjadi beberapa tahun lalu yang melibatkan keluarga Elvern dan Osvaldo, bahkan sampai saat inipun mereka sangat yakin jika Diego masih tak menerima kematian Luciano Laiv, dan sudah pasti pria itu akan kembali untuk membalas dendam, setelah menghilang selama bertahun tahun akibat luka parah yang di derita.

* * * * *

Bersambung...