Segalanya menjadi bertambah buruk. Gerakan Julian sudah tidak berirama, temponya mulai berantakan. Dua tangannya masih meremas dada wanita itu, bibirnya menyasar pundak, leher, dan telinga Aluna bergantian.
Lalu, segala penuh dalam dirinya kini terdesak semakin kuat. Desir kencang menyasar ke setiap sudut tubuhnya, pandangannya menggelap seiring dengan gerakan cepat tubuhnya yang membuat tubuh Aluna benar-benar merapat ke dinding kaca.
wanita itu.
Aluna dan Julian berdiri bersisian di depan wastafel. Keduanya sama-sama menggerakkan sikat gigi di mulut sambil menatap cermin. Julian menjadi orang yang pertama selesai dan menampung air di gelas kumur untuk Aluna. "Aku nginep di sini boleh, ya?" tanya Julian sambil mengangsurkan gelas yang sudah terasa penuh, lalu mengambil mouthwash.
Aluna meliriknya sekilas, lalu meraih gelas dan berkumur. "Besok kan kamu kerja."
"Aku bisa kok bangun pagi," janjinya, yang terlihat disangsikan setelah itu.