*Bab eror, sedang direvisi)
tersadar ada Reygan di sebelahnya. Pria itu tersenyum kecil lalu mengecup tangan Aneska. "Maaf ya, tadi nggak ke angkat teleponnya. Ponsel aku ketinggalan di mobil."
Aneska mengangguk pelan sambil kembali memejamkan mata. "Nggak apa-apa."
"Aku udah bawain mangga muda," kecupan singkat terasa di kening Aneska. Aku bawa rujak pedas juga. Kamu boleh makan, tapi sedikit aja ya."
Aneska membuka mata dan menatap Reygan dengan pandangan berkaca-kaca. "Mama gimana? Sakit apa?" tanya Aneska tersendat-sendat. Dia tidak memikirkan tentang hal lain, Aneska hanya memikirkan Mamanya. Keadaannya gimana.
"Nanti ya." Reygan mengusap lembut rambut Aneska. "Nanti kta berdua bicara dengan Dokter, ya."
"Sekarang aja."
"Kamu istirahat dulu. Tidur lagi aja. Atau mau makan?"
Aneska menggeleng. "Mau tidur aja." Dengan sigap Reygan menggenggam tangan Aneska lalu mengecup kedua mata Aneska secara bergantian. "Temani aku di sini ya, Mas? Jangan ke mana-mana."
"Iya."