Reygan harus memotong ucapan Sonia. "Aku menjaga istriku, Sonia. Memastikan nggak ada siapa pun yang menyakiti hatinya. Aku sama sekali nggak peduli dengan pendapat orang lain. Aku hanya peduli dengan Anes. Dan itu sudah kewajiban aku untuk membela dia di depan orang-orang. Kamu nggak perlu merasa kasihan."
"Dan anehnya aku ketampar sendiri, Rey." Sonia akhirnya kembali menatap Reygan dengan mata berkaca. Satu tangannya bergerak ketika setitik air menetes di pipi, mengusapnya. "Bukan gitu, Rey, aku bahagia melihat Anes dengan keadaan seperti ini. Aku juga nggak kasihan, karena dia punya apa yang dia butuhkan. Anes nggak pernah ditinggalkan siapa pun. Aku akhirnya tiba di bagian bahwa dia memang yang terbaik buat kamu."
"Aku yang beruntung karena bisa ada di samping Anes."