Tidak ada kesempatan keesokkan paginya. Reygan bangun sendiri. Kasur di sebelahnya sudah kosong. Mencoba bangun, mengumpulkan nyawa di tepi kasur sesaat sebelum melangkah meninggalkan kamar. Ruang tengah dan dapur juga kosong. Aneska sudah berangkat. Mungkin ada liputan pagi.
Reygan melangkah ke kulkas. Ingin mengambil minum sekaligus mencari post it note yang mungkin ditinggalkan Aneska. Tapi ketika tiba di depan kulkas, yang dia cari tidak ada. Hatinya mencelos. Aneska tidak berpamitan atau sekadar meninggalkan pesan apa pun untuknya.
Setelah mengembalikan botol ke dalam kulkas, Reygan kembali ke kamar. Mencari ponsel yang ternyata terselip di antara bantal. Mengusap layar, Menyaring satu per satu pesan yang masuk. Yang tidak ada pesan Aneska di antaranya. Mengabaikan hal itu, Reygan mencari nomor HRD. Meneleponnya singkat. Mengatakan jika Reygan mengambil libur dan menggantinya di hari Minggu. Disetujui dengan begitu mudah.