"Nes..."
"Rey..."
Mereka berucap secara bersamaan, hingga memunculkan ketergugupan yang sebelumnya tak ada.
"Hmm?" Reygan lebih dulu menyahut setelah keterdiaman mereka.
"Nggak. Kamu aja duluan."
"Ari udah nyerah ngejar kamu. Kenapa, Nes?" Entah waktunya tepat atau tidak, tiba-tiba Reygan terpikir untuk menanyakan hal ini. Dia penasaran apa yang telah Aneska lakukan hingga membuat Ari yang sejak dulu menyukainya memilih untuk menyerah juga. Walau pun Reygan sudah dengar dari mulut Ari sendiri, tapi rasanya tidak afdol jika tidak mendengar dari sudut pandang Aneska.
Aneska melongo sebentar mendengar pertanyaan Reygan. Lalu gadis itu mengangkat bahu. "Nggak tahu. Ari bilang gitu ya ke kamu?"
Reygan mengangguk. "Iya."
"Kapan?"
"Udah lama, sih. Sekitar beberapa bulan yang lalu. Aku kaget aja karena Ari tiba-tiba nyerah setelah menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk nunggu kamu."
"Selain itu, Ari bilang apa lagi ke kamu?"
