Reygan terus mengikuti langkah anak kecil itu dari dinding kaca. Anak itu melangkah ke sebuah mobil hitam besar, pintu depannya terbuka. Karena kaca mobil yang tembus pandang, Reygan bisa melihat jika wanita dewasa yang berada di balik kemudi sedang sibuk menelepon.
Anak kecil itu kemudian naik ke dalam mobil, dia duduk di bangku samping kemudi. Anak kecil itu pun berceloteh sendiri, sementara sang Mama yang duduk di sebelahnya masih sibuk bicara di telepon, enggan menanggapi.
Reygan menghela napas. Dia berharap semoga anak itu tidak akan merasakan seperti yang terjadi pada dirinya dulu.
"Ngeliatin siapa, Rey?" Sonia bertanya ketika belum ada orang yang membayar di kasir.
"Anak kecil barusan," sahut Reygan.
"Oh, dia sering jajan ke sini."
"Sendirian juga?"
"Kadang sama mamanya, sih."