"Kapan ya aku bahagia?" ujar Stella sembari tersenyum rapuh, memandang pada langit malam yang kini terlihat indah. Di kejauhan, air mancur masih menghiasi keramaian.
Hanya suara isak lirihnya yang terdengar, selain kembang api di kejauhan yang meledak dan sorak-sorai penonton. Yeah, memang ada kembang api malam itu, dan Stella sama sekali tidak tau.
Lalu musik piano yang lembut dapat terdengar di suatu tempat saat bintang-bintang bersinar di atasnya. Jadi ada orkes juga. Stella sama sekali tidak tau.
Sorak itu adalah waktu yang penuh dengan nuansa damai di kota, hari yang sama mungkin akan berlangsung selama berminggu-minggu yang akan datang.
Stella menghela nafas, mengeluarkan tangannya dari saku celananya, lalu menariknya dan menggunakannya untuk memeluk dirinya sendiri.