Bab 91
"Berani sekali kamu menjewer telinga anakku, Nia. Apa hakmu sampai berani menyakiti dia, hah!" Aku sangat marah pada Nia.
"Maafkan aku, Mas. Aku hanya refleks karena Aleysa berteriak maling pada kami," cicit Nia.
Wajahnya tampak pucat pasi, sementara Mama mertua masih ingin membela diri dengan mengatakan kalau semuanya hanyalah salah paham saja.
Mereka masuk ke ruang kerjaku karena ingin mengambil ikat rambut milik Nia yang jatuh waktu dia ke sana kemarin bersama Mama. Kamu ingat, kan?" Mama mertua masih berusaha berkelit, kemarin mereka memang ke ruang kerjaku dengan alasan mengantarkan kopi untukku.
"Baiklah, kita akan segera mengetahui siapa yang benar dan siapa yang berbohong," ujarku lalu menoleh pada Marlina.
"Marlina, tolong hidupkan televisinya!"
"Siap, Pak!" jawabnya kemudian mengambil remote kontrol yang ada di samping televisi.
