Bab 82
"Kamu jangan bicara seperti itu, Fan. Papanya Nia ini sudah banyak berjasa pada keluarga Mama. Jadi sekaranglah saatnya membalas semua kebaikan mereka," kata Mama padaku.
"Tapi, Ma. Seperti yang aku katakan tadi, di kantor sedang tidak butuh karyawan baru. Jadi Nia mau aku tempatkan di posisi mana. Apa dia mau posisi OB?" tanyaku mulai kesal.
Bukannya aku tak mengingat jasa orang, tapi memang di kantor sudah penuh posisinya. Lagi pula aku mana tahu menahu soal jasa papanya Nia pada keluarga Mia. Itu bukan urusanku.
"Masa aku yang lulusan universitas luar negeri begini kami tempatkan di posisi OB, Mas. Tega sekali kamu," sahut Nia.
Dia kelihatan mulai marah, wanita yang tak sabaran dan mudah emosi. Berbeda sekali dengan Mia sepupunya yang sabar walaupun terkadang suka emosian juga.
"Aku hanya bertanya, kan. Karena hanya posisi itu yang bisa ditambah karyawannya, kalau kamu mau silakan. Kalau tidak juga tidak masalah," sahutku santai.