Bab 79
"Terima kasih, ya, gaess. Aku terharu sekali dengan kedatangan kalian. Maaf sudah merepotkan," ucap Mbak Amel dengan penuh haru.
Dia sempat kaget tadi saat aku dan trio kwek-kwek datang em jenguk anaknya. Apa lagi saat Sari menyerahkan amplop berisi uang hasil patungan semua karyawan di supermarket kami.
Juga ada amplop titipan dari Pak Dion yang tidak bisa datang menjenguk.
"Ah, Mbak Amel mah lebay. Kita kan sudah biasa saling mengunjungi jika ada teman yang tekena musibah, Mbak," celetuk Mario yang berisi di sampingku.
Kucing pinggangnya karena asal ngomong aja. Bukannya sadar, dia malah teriak kesakitan sambil menyebut namakku.
"Aw, apa sih, Intan? Colek-colek aku? Naksir, ya?"
"Ih, apaan, sih, Mario. Jangan geer, ya!" balasku sengit.
Mbak Amel dan trio kwek-kwek menertawakan aku.