Bab 44
POV Arfan
"Baiklah, saya kira cukup sekian pertemuan kita hari ini. Jika ada yang masih belum mengerti bisa menghubungi sekretariat saya. Terima kasih," ucapku menutup rapat dengan klien dan para dewan direksi sore itu.
Aku melihat pada jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Sudah hampir magrib, aku pun bergegas merapikan berkas milikku lalu segera keluar dari ruangan rapat.
Hari ini Intan dan ibunya tiba di rumah. Aku sudah tak sabar untuk bertemu mereka.
"Arfan!" seru Poppy dari arah belakangku.
"Ya, ada apa Bu Poppy?" tanyaku setelah dia berada di hadapanku.
Bukannya menjawab, Poppy malah memukul lenganku pelan.
"Jangan formal begitu ah, pakai 'Bu' segala. Kita kan sedang tidak rapat dan tidak ada orang lain di sini!" ucapnya merajuk.
Aku tertawa melihat tingkah Poppy layaknya gadis remaja yang sedang ngambek pada pacarnya.
"Oke, Poppy. Ada apa?" ulangi lagi membuat wajah Poppy semakin sumringah.