Bab 406
Dia berlari mengejarku dengan nafas tersengal. Aku berhenti menunggunya, ternyata dia telah sembuh.
"Syukurlah kamu belum pulang Fa!" ucapnya tersengal.
"Kamu sudah sembuh Mas, kapan kamu masuk?" tanyaku datar.
"Sebenarnya besok Fa, tadi Mas ke rumah. Ada hal yang ingin Mas bicarakan."
"Ada apa?"
"Jangan di sini, gimana kalau di Cafe depan saja. Sekalian kita makan, kebetulan aku lapar. Tapi kamu yang bayar ya Fa. Mas lagi gak bawa uang!"
Cihh, lancar bener omonganmu Mas.
"Tidak Mas, di sini saja. Aku gak punya banyak waktu!" tolakku.
"Oh ya sudah, di sini juga gak papa." balasnya kecewa.
Aku menepi, duduk di kursi yang banyak tersedia di pinggir parkiran ini. Beberapa karyawan yang melintas menyapaku dengan tatapan heran.
"Ada apa?" tanyaku langsung karena Mas Fatan hanya bengong saja dari tadi.
Aku merasa ini ada hubungannya dengan video tadi.
"Begini Fa, Mas mau pinjam uang 75 juta Rupiah!"