Bab 405
"Iya, gak nyangka ya Mama Dea. Pelakor menghajar pelakor. Lucu gak sih. Hahaha!" sambung Mama Dwi tetanggaku juga.
Aku berlari meninggalkan mereka yang masih menertawakanku. Aku kesal, kenapa sih aku masih juga disebut pelakor.
Aku sampai didepan rumah dengan nafas tersengal. Aduhhhh capek juga lari-larian seperti tadi. Setelah mengatur nafas aku melangkahkan kaki kedalam halaman.
"Lho, kok ada dua orang polisi didepan rumah. Apa meraka mencari Mas Diki."
"Itu Irene istri saya Pak," kata Mas Fatan sambil menunjukku.
Pak Polisi mendekatiku yang masih berdiri terpaku di depan teras.
"Selamat siang, dengan Bu Irene ya?" tanya polisi yang lebih pendek.
"Iya saya Irene, ada apa ya Pak?"
"Kami membawa surat penangkapan untuk membawa Bu Irene ke kantor polisi!"
Duarrrr, aku kaget setengah mati. Aku mau dipenjara, huaaaaa aku gak mau.
"Ta-tapi sa-salah aku apa?"