Bab 389
Aku gak menyangka bakalan rame begini. Tadinya aku pikir hanya akan terjadi saling mengejek saja. Ternyata para emak itu sangat bar-bar.
Ih, para Emak kalau dah ngamuk ngeri juga ya. Aku bergidik menyaksikan pertarungan yang masih berlangsung. Eh bukan pertarungan, perkelahian maksudnya.
Ternyata Mama Heni lebih jago berkelahinya. Tante Irene sudah porak poranda keadaannya.
Wajahnya sudah acak-acakan juga rambutnya. Saat Tante Irene menarik rambut Mama Heni gak diduga Mama Heni malah menggigit tangan Tante Irene.
Tante Irene menjerit kesakitan. Wah kasihan juga Tante Irene, untung saja tak lama kulihat dua orang guru berlari dari ruang guru.
Mereka berhasil memisahkan Mama Heni dan Tante Irene.
"Apa-apaan sih Ibu-ibu ini. Apa gak malu dilihat anak-anak!" teriak Pak Robert Wakil Kepala sekolahku.
"Dia yang mulai Pak, dia menghina saya!" teriak Tante Irene.
"Memang lu hina. Pelakor pantas dihina!" balas Mama Heni gak mau kalah.
Yang lain ikut mengejek Tante Irene.