Bab 310
Kucoba mengetuk pintunya, tak ada jawaban. Kucoba membuka pintunya, ternyata tak dikunci.
"Bela, apa kamu sudah bangun?" tanyaku sambil meraba-raba mencari knop lampu karena ruangan sangat gelap.
Begitu lampu hidup, aku melihat ada sepucuk surat tergeletak di atas bantal. Segera kuambil dan kubuka. Ternyata itu surat dari Bela.
"Assalamualaikum, buat suamiku Mas Leon.
Maaf jika surat ini membuatmu bingung dan cemas. Aku pergi, Mas. Aku merasa tak layak untuk terus menumpang hidup di rumah mu.
Aku tahu diri kalau aku hanya sementara saja di sini. Kamu berhak bahagia dengan Mbak Nadine. Aku pergi, kalian bisa menikah secepatnya. Aku juga sudah menandatangani surat persetujuan kamu menikah lagi sekaligus surat pernyataan perceraian kita.
Aku ... ah sudahlah. Yang penting aku menyerah membantumu menaklukkan Mama mertua. Aku yakin, Mbak Nadine lebih cekatan dalam hal itu.
Aku pamit, Mas. Jangan cari aku. Assalamualaikum.
Bela.
______