Bab 297
"Ada apa kau mencariku?" tanyaku malas.
"Hei, yang sopan kalau bicara dengan bos kami!" bentak pria tadi.
Aku mendengkus sengaja mengejeknya.
"Aku punya tawaran untukmu, karena kau wanita. Kau boleh bergabung dengan kami asal kau mau menjadi istri keempat ku atau kalau kau menolak, nasibmu akan sama dengan temanmu yang lain. Mati!"
"Cih, aku tak sudi menjadi gundikmu, dasar pengecut!" ejekku lagi.
Bugh!
Tiba-tiba saja punggungku ditendang tanpa aba-aba. Aku terhuyung jatuh karena belum siap-siap. Namun, aku berusaha segera bangkit. Walau punggungku masih terasa sakit tapi aku berusaha untuk tetap berdiri agar mereka gak merasa senang.
"Lihatkan? Kalian pengecut, beraninya main keroyokan, menyerang dari belakang. Cih!"
"Kurang ajar, bunuh saja dia!" titah bang Jalu.
Semua anak buah nya yang berjumlah lebih dari sepuluh orang mengelilingiku. Aku bersiap walau tak yakin, aku merasa hari ini adalah hari terakhir napasku.