Bab 295
"I-iya, Bang. Ma-maaf karena saya membatalkan permintaan saya. Ka-karena saya merasa Bela gak cocok dengan tugas itu," jawabku tergagap.
"Aku tahu, pasti kau menilai Bela itu kampungan. Tak pantas masuk ke dalam pergaulan kau. Iya, kan?"
Deg!
Mengapa Bang Ramon bisa menebak dengan setepat itu. Apa Bela juga yang memberitahunya. Sepertinya tidak, karena Bela juga tak tahu apa alasanku membatalkan rencanaku semula.
"Bukan, Bang. Saya hanya merasa gak enak sama Bela. Saya takut dia nanti dipermalukan oleh ibu tiri saya. Kasihan Bela nanti!" jawabku.
Bang Ramon mengangguk mengerti. Aku merasa lega melihatnya.
"Kau belum tahu setangguh apa si Bela itu, jangankan menghadapi ibu tiri kau itu. Menghadapi hinaan dan celaan tetangga sekitar saja dia mampu. Bela itu sudah biasa menghadapi orang-orang seperti ibu tiri kau itu."