Bab 232
Kasihan kamu Nay, saat sakit malah ditinggal oleh orang yang disayangi.
"Nay, mbak balik dulu ya. Nanti mbak datang lagi."
"Iya mbak, terimakasih."
Aku menuju ke ruang Dokter karena penasaran dengan keadaan Naira.
"Permisi Dok, boleh saya masuk?"
"Owh silahkan bu Desi, silahkan duduk!"
"Kenapa bu Desi perhatian sekali pada Naira. Apa ada hubungan saudara dengannya?" Dokter Azhar memandangku dengan tatapan heran.
"Cuma hubungan di masa lalu dok, tapi yang utama sih saya merasa kasihan padanya. Bukankah tak ada sanak saudara yang mengurusnya.?"
Dokter Azhar kelihatan mengerti dengan alasanku.
"Begini bu Desi, sebenarnya penyakit Naira masih bisa disembuhkan atau paling tidak dihambat pertumbuhan kankernya. Karena dia masih dalam status Stadium 2."
