Pak Ducan memilih posisi dudukan menjadi berdiri tegak dengan mata menyelinap ke balik depan sofa panjang berhadapan. Di dinding tersebut terdapat tabir yang sedikit memanjang, kemudian dia membuka tabir itu dengan selebarnya.
Dia memperlihatkan rupa dari papan penyanggah yang sudah dirancang olehnya. Ada sebuah garis penyudut yang saling bersinambungan. Setiap garis, foto, bahkan data penting berada dalam satu lingkaran garis.
Pak Ducan berbalik badan, menyorot mata menajam ke arah kami berenam. Aku dengan kak Sefana, kemudian Jose bersama ketiga rekan dekatnya seakan tak heran lagi.
Kemudian, ketiga orang itu mulai menarik sofa panjang agar lebih dirasa cukup menyimak.
"Kami sudah bertemu beberapa bulan kemarin. Saya pikir, kasus ini harus dibuka lebih luas lagi. Dan ternyata memang benar bahwa ada yang tidak beres dari ayahnya Jose, pelaku yang sudah menyuruh pria untuk mempermalukan seorang wanita, serta melakukan konspirasi secara diam-diam."
