Baru saja berjalan beberapa langkah, mereka berhenti, mencegatku dengan suara melengking terdesak.
"Ocha!"
Suara itu serempak diucapkannya. Sesil dan Oslan kompak tak berencana. Bukan karena gaunku yang terasa mengetat, sehingga untuk memutar badan pun sulit sekali digerakkan. Namun, suara itu yang membuatku tercekik karena keadaan.
Kupikir, mereka pasti akan saling menyalahiku. Dan ternyata, mereka sama sekali tidak menyinggung keberadaanku.
"Ayo ke sana, mereka udah pada duduk, nggak sopan kalo kita berdiri di sini." Oslan langsung meraih bahuku, sekaligus menyeret lengan Sesil.
Wah! Sepertinya Oslan tampak so sweet karena didampingi oleh dua wanita sekaligus. Pandanganku terarah padanya begitu memukau. Tentunya, Oslan tidak menghiraukan mata mengawasi dirinya.
"Wow! Dua wanita sekaligus."
Salah satu pria bertepuk tangan. Apa yang baru saja aku katakan? Belum juga satu menit, tapi mereka sudah bersapa dengan menggoda.