Tubuhnya mulai bergerak untuk menghindari tatapanku. Dengan cekatannya, tanganku menghentikan langkahnya dari posisi hendak berlalu. Setelah dia mengatakan kalimat itu, aku akan bertanya banyak hal, sekaligus mencegatnya.
"Jose, jangan main-main!"
Jose terhenti sambil memutar perlahan menatap wajahku. Jemariku terus menahan dirinya agar tidak terpaksa meninggalkanku. Lalu, dia berbalik, memenuhi panggilanku.
"Nggak akan."
Jose menyentuhku, melepaskan genggaman tanganku saat dirinya ingin keluar dari ruangan ini. "Gue mau ke kantor administrasi." Kelugasannya melenyapkan sisi penasaranku.
Aku tersisa hanyut oleh dorongan lemah lembutnya. Mataku jadi memandang kepergian Jose begitu dalam. Dia seolah-olah berjalan layaknya pria bertanggung jawab. Seorang suami tangkas lagi cekatan. Nyatanya, dia hanya suami kontrak.
