Aku dan adik sepupuku berjalan meninggalkan gedung Polres Tangerang. Menepi di antara parkiran mobil, Riko telah membawa satu buah mobil milik ayahnya. Entah sudah mendapat izin atau belum, kuharap sudah.
Kami akhirnya dapat menghirup udara segar di dalam mobil. Udara sejuk di dalam sini lebih meresap ke hati setelah merasa terbebani, gelisah, bahkan kesal. Aku melirik ke arah Riko yang akan segera memegang kemudi secepatnya.
"Tentang Adrian, gue masih belum bisa inget masalah yang dia buat ke gue? Gue nggak ngerti sama kehadiran Adrian di mimpi buruk gue. Cuma ingatan sekilas soal dia yang bisa gue inget. Ketemu di diskotik, gue juga pernah ngomongin masalah uang ke dia,"
"setelah kenalan sama dia, dia malah suka ma gue. Tapi, gue nggak inget kejadian yang pernah membebani gue waktu itu."