Luki dan Citra lantas terdiam selama beberapa detik. Citra menatap jam besar yang ada di bandara dengan gelisah. Haruskah dia tetap pergi atau tetap di Singapore bersama dengan Luki? Toh sebenarnya keperluannya tidak begitu penting, dan ia ingin pergi karena malu dan tak nbisa menghadapi Luki sebelumnya. Itu sebelum Citra tahu jika Luki juga mneyukainya. Namun kini dia sudah tahu dan dia tak perlu pergi jika ia mau.
"Luki."
"Citra."
Keduanya memanggil secara bersamaan. Kemudian bungkam kembali.
"Kamu duluan saja," kata Luki yang mempersilahkan Citra untuk berbicara terlebih dulu.
"Tidak, kamu saja. Aku bisa nanti," sahut Citra tak mau kalah.
"Baiklah, aku akan mengatakannya terlebih dulu."