Berkali kali Kasih berpikir jika apa yang dilakukan oleh Arin adalah karena dia terapis Gara. Maka dari itu dia selalu menekankan pada dirinya sendiri jika apa yang dilakukan Arin tak mungkin menggunakan perasaan pribadinya.
Namun tetap saja ketika Kasih melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Gara dipapah dan lengan lelaki itu memeluk pinggang Arin, rasa di hatinya seketika sakit.
Apakah mereka berdua memang hanya memiliki hubungan sebatas pasien dan terapis? Tapi mengapa Kasih menganggapnya ada yang lain dengan apa yang dirasakannya?
Gara tersenyum dan melambaikan tangan pada Kasih. Di dalam ruangan itu dia sedang dibantu Arin agar lelaki itu bisa cepat berjalan.
Arin pun tersenyum pada Kasih. Namun entah mengapa dia merasa bahwa senyuman itu tidak tulus.
"Akhir akhir ini kamu sibuk sekali sepertinya," kata Gara ketika dia sudah duduk di sebelah Kasih.
"Iya, ada yang harus aku urus," jawab Kasih tanpa mau mengatakan apa yang sebenarnya dia urus saat ini.