Kasih sedang mengerjakan sesuatu di rumahnya saat ini. Setelah semalam ia menangisi Gibran yang saat ini entah berada di mana, pekerjaanya harus tetap berlanjut. Ia sudah berjanji pada nenek Gara jika ia membantu Gara selama Gara masih berada di rumah sakit.
Sebuah nomor tak dikenal tiba tiba menghubungi ponsel Kasih yang berada di atas meja. Kasih pun meninggalkan pekerjaanya dan mengangkat telepon itu.
"Halo?"
"Dengan ibu Kasih?" tanya seseorang di ujung telepon.
"Iya. Ini siapa?"
"Saya asisten pak Gara. Saya pikir bu Kasih berhak tahu, kalau saat ini pak Gara sudah sadar."
Kasih membulatkan matanya mendengar kalimat tersebut.
"Benarkah?!"
"Iya benar bu."
"Kalau begitu bolehkah aku melihatnya ke sana?"
"Tentu saja. Nyonya besar juga sudah menunggu Anda ke sini."
"Baiklah, saya akan segera ke sana sekarang juga. Terima kasih sudah memberi tahu saya."
"Sama sama bu."