Kasih baru saja tiba di kantornya. Dia masuk ke dalam lift seorang diri. Tak lama kemudian Gara tampak berjalan untuk menuju lift, namun ketika ia bertatapan dengan Kasih yang sudah berada di dalam lift itu, Gara berhenti bergerak. Dia tiba tiba teringat dengan kejadian semalam di mana dia bertingkah sangat aneh ketika di rumah Kasih.
Gara memutar tubuhnya karena dia merasa malu. Dia tak ingin bertemu dengan Kasih terlebih dahulu hari ini. Karena dia belum siap. Namun Kasih yang sudah melihat Gara berada di depan lift, tentu saja menahan lift agar tidak tertutup untuk atasannya tersebut.
"Pak Gara tidak masuk?" tanya Kasih.
Gara tak menjawabnya, dia hanya mengempaskan tangannya meminta Kasih untuk pergi terlebih dulu.
"Kenapa pak Gara tidak mau satu lift dengan saya?" Bukannya pergi, Kasih justru membuat Gara semakin menahan rasa malunya di sana.
Gara mengempaskan tangannya lagi ke belakang.