Pagi pagi sekali Luki sudah berada di depan rumah Kasih. Dia melihat makanan yang ia tinggalkan semalam di sana masih diabaikan oleh wanita itu. Dia menghela napas panjang. Luki memaklumi sikap Kasih yang sulit untuk memaafkannya karena kesalahannya memang benar benar sangat fatal.
Luki berjalan ke arah pintu rumah itu dan mengganti makanan dengan yang baru. Dia tahu jika Kasih pasti tak akan sempat untuk memasak, karena pikirannya yang kacau memikirkan anak anaknya. Karena itulah Luki beberapa kali memberikan makanan untuk wanita itu agar Kasih tidak mengabaikan kesehatannya.
Setelah itu dia pergi dari sana dan kembali ke dalam mobilnya. Mobil Luki terparkir beberapa meter di dekat rumah Kasih, dia sengaja menunggu di sana sampai Kasih keluar untuk berangkat bekerja.
Sementara itu Kasih baru saja keluar dari rumahnya dan melihat bungkusan makanan baru yang menggantung di gagang pintunya.