Luki pulang dengan membawa rasa bersalahnya pada Kasih. Kedua anak anaknya harus kabur dari rumah karna dia tidak bisa menjaganya.
Rumahnya terasa sangat sepi. Biasanya si kembar datang menyambutnya setiap kali dia pulang ke rumah.
Luki duduk bersandar di sofa. Ia mengamati rumahnya yang cukup besar tapi terasa kosong.
Pembantu menghampiri Luki dan membawakan teh hangat untuknya.
"Tadi, nyonya Clara mencari Anda, Tuan," kata pembantunya.
Luki hanya menoleh kemudian tersenyum.
"Lain kali jangan izinkan dia masuk ke dalam rumah ini lagi," kata Luki dengan dingin.
Wajah pembantu terlihat kebingungan.
"... Ya?"
"Jika dia protes, kamu bisa menelponku. Aku tak mau wanita itu masuk ke rumah ini lagi dan menghancurkan yang aku miliki." Luki berdiri tanpa bersemangat.
Ketika dia hendak melangkah ke atas tangga menuju kamarnya. Ponselnya berbunyi.
Polisi menghubungi malam itu untuk memberikan kabar jika ada sosok mayat anak kecil yang ditemukan di dekat rel kereta api.