Kasih gugup. Padahal sebelumnya dia sudah bekerja di perusahaan SY Grup. Atau mungkin dia di sana sendirian tanpa adanya dukungan dari Luki di belakang.
Di sana ada sekitar sepuluh pelamar yang datang, katanya ada beberapa gelombang sampai beberapa hari ke depan dan tak bisa langsung dites pada hari ini juga.
Kasih menarik napasnya dalam dalam. Ia melihat orang orang di sekitarnya sangat modis. Bahkan merk tas dan sepatunya saja terlihat dari merk mahal. Membuat Kasih merasa tidak percaya diri.
Ia melihat ke dirinya sendiri. Sepatu yang biasa saja, dia dapat membelinya ketika ada diskon besar besaran. Kemudian tasnya yang memang bukan tas bermerk meski usia tas itu masih sangat baru.
Kasih ingat jika kebanyakan uang yang dia keluarkan beberapa waktu kemarin adalah untuk anaknya, Gabriel. Bukan untuk dirinya sendiri.
Lalu setelah itu dia jadi teringat dengan anaknya yang kini sudah menjadi abu.
