Kasih melihat si kembar di rumah sakit. Dia menunggu mereka berdua di depan kamarnya dan sesekali melihat mereka dari kejauhan.
Lukas menyadari gerak gerik Kasih. Ia pun kemudian menghampiri Kasih.
"Masuklah kalau kamu ingin masuk dan melihat mereka."
Kasih terkejut. Lukas berbicara padanya seolah olah dia sudah mengenal akrab dengan Kasih selama ini.
"Tidak, sebaiknya aku pulang," kata Kasih.
Ketika Kasih melewati Lukas. Tangan Lukas meraih tangan Kasih.
"Kamu mau pergi ke mana …
"Kasih."
Wajah Kasih menegang seketika. Tubuhnya mendadak menggigil saat Lukas memanggil namanya seperti itu. Kasih bukan Eli.
"Jangan pura pura tidak tahu, aku sudah tahu bahwa kamu adalah Kasih," kata Lukas.
"Bukan, Anda mungkin salah."
"Apakah aku harus meragukan DNA antara kamu dan Giana?"
Mata Kasih membeliak. Bahkan Lukas sudah melakukan hal sejauh itu kepadanya tanpa dia tahu.
"Maksud kamu …" Kasih membalikkan tubuhnya dan menatap Lukas dengan mata bergetar.