Kirana menyempatkan diri mampir ke kantor untuk menitip undangan pernikahannya sebelum berangkat ke bandara. Sementara Gama melakukan briefing dadakan dengan para manajer.
Di sini Lita yang kelimpungan karena harus mengatur ulang jadwal meeting yang gagal.
"Sumpah aku nggak nyangka banget ternyata lo sudah merit sama Pak Bos," pekik Maria saat Kirana menyerahkan undangan resepsi pernikahannya.
"Aku nggak mewajibkan kalian buat datang, sih. Soalnya acaranya jauh." Kirana meringis kaku, apalagi melihat muka Lita yang dari tadi ditekuk. Wanita itu marah lantaran Kirana tidak memberitahu dari awal bahwa dia sudah menikah.
"Ongkosin atuh, masa cuma kasih undangan doang," celetuk Maria.
"Sebenarnya itu nanti tinggal kalian klaim aja sih buat akomodasi."
"Eh, serius?" Maria melebarkan mata.