"Aku hanya merindukan sahabat terbaikku. Aku merindukan semua hal yang sudah kita lewati bersama," Lexa bicara dengan lembut.
"Sudahlah, Lexa. Kau sendiri yang sudah menentukan pilihan. Kau tidak bisa egois seperti itu. Tidak semua hal akan berjalan seperti yang kau inginkan," Bocca melirik ke arah pria yang tatapan matanya tak pernah berlalu darinya.
Lexa hanya bisa melihat kepergian Bocca dengan lunglai. Pria itu berlalu menuju meja bartender dan tampaknya memberi beberapa lembar uang. DIa juga bahkan sempat melirik ke arah Vano dan menatapnya dengan enggan. Lexa berdiri dan kali ini melangkah ke sisi Vano.
"Sudah puas kan sekarang?" tanya Vano santai.
"Hmh, ya sudahlah ayo pulang," ucap Lexa enggan.