"Sudah aku duga, Paman tidak memiliki jawaban atas pertanyaanku itu!" hardik Venus, seraya menyunggingkan bibirnya, memandang Susano penuh selidik, "Paman tidak usah berlagak sok polos di depanku. Semua yang terjadi malam itu, antara Paman dan nenek sihir itu di kamar, berduaan, aku melihatnya. Setiap inci perbuatan Paman telah terekam dalam memori ingatanku, Paman."
THEK ...
Pengakuan Venus yang mendadak, langsung membuat napas Susano berhenti beberapa detik. Wajahnya pucat pasif dan keringat membanjiri kening. Buru-buru dia menyekanya. Sementara Venus tersenyum sinis, "Paman benar-benar tega. Aku tidak tahu bagaimana reaksi ayah ketika dia mengetahui perbutan Paman di belakangnya!"
Venus mencibirnya, segera dia mengeluarkan unek-unek yang selama ini terpendam dalam-dalam pada hatinya. "Kau begitu menjijikan, Paman. Tidak kusangka, kau berani mengkhianati ayahku, kakakmu sendiri, Paman! Apa kau sedikitpun tidak merasa malu, Paman?"