***
Pandangan orang-orang di ruang keluarga langsung terarah begitu saja padanya saat baru masuk bersama Arkhano. Danisa bahkan sampai bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri dengan langkah yang dramatis.
"Aletta?" sahut Danisa menatapnya dengan bibir yang terbuka. Dia tersenyum lega namun dengan ekspresi keterkejutan yang lekat padanya. "Benar Aletta, kan?"
Gadis itu melepas genggaman tangannya pada Arkhano, berjalan menghampiri Danisa dan merangsek masuk ke dalam pelukan. Wanita yang usianya lebih tua daripada Stefani, namun masih terlihat muda dan energik itu bahkan menangis di pelukan Aletta. Dia memang orang yang emosional.
"Aletta... Ya Tuhan... selama ini kamu ke mana saja, Nak?" tanyanya dengan Isak tangis. Mengelus rambut panjang Aletta seolah dia adalah putrinya.
"New York, Bunda," jawabnya akrab. Memang sejak dahulu pun Danisa telah menyuruhnya untuk memanggil bunda, bukan tante.
