"Mas, Mas. Hallo, Mas."
Istri Esha yang sedari tadi sudah memanggilnya, tetapi Esha tidak mendengarnya. Karena Esha sedang memikirkan Arzan.
"Eh, iya. Kenapa sayang?" jawab Esha.
"Kamu itu kenapa si? Tumben banget pulang ke rumah mukanya di tekuk gitu. Lagi ada masalah di kantor?"
"Di kantor sih ga ada masalah. Justru masalahnya ada di Arzan dan calonnya itu."
"Mas Arzan?"
"Iya. Arzan."
"Yaudah kalo gitu Mas duduk dulu ya. Aku buatin teh hangat dulu buat Mas supaya Mas lebih tenang."
"Iya sayang, makasih ya."
"Sama-sama."
Istri Esha itu memang sangat baik. Dia selalu ada di saat Esha senang maupun susah. Istrinya juga sangat menghormati Esha sebagai suaminya. Esha mau jika Arzan mendapatkan istri seperti istrinya, bukan seperti Dhira. Maka dari itu Esha selalu ikut campur dalam masalah percintaan Arzan. Hanya karena ingin yang terbaik untuk Arzan kedepannya.
Tidak lama kemudian sang istri kembali ke depan rumahnya dengan membawakan segelas teh hangat untuk Esha.