"Kalo di liat dari luar si udah bagus. Rasanya juga kayanya enak. Sebenarnya kemarin itu juga udah enak sih. Tapi aku iseng aja ngerjain dia," ucap Arzan di dalam hatinya.
Arzan memasukan kue itu ke dalam mulutnya. Pada gigitan pertama Arzan sudah merasakan kenikmatan dari kue yang dibuat oleh Lavanya itu.
"Enak. Kue ini rasanya enak banget. Tapi kenapa dia ga langsung bilang ke aku ya kalo dia udah buat kue lagi. Atau karena dia lihat aku sama Dhira makanya dia ga berani buat bilang ke aku? Atau jangan-jangan tadi dia sempat tumpahin es kopi susu juga karena dia lihat aku sama Dhira? Jadi Lavanya cemburu sama aku?" pikir Arzan di dalam hatinya.
Sambil memikirkan semuanya Arzan sambil tersenyum-senyum sendiri. Semua orang yang ada di dapur otomatis langsung melihat ke arah Arzan sambil bertanya-tanya. Merasa risih karena sudah dilihati seperti itu, akhirnya Arzan keluar dari dalam dapur dan kembali ke tempat duduk bersama dengan Dhira yang sudah menunggunya di sana.
